WEB BLOG
this site the web

Recent Photos

image
image
image

ALL ABOUT 

PT. SARI BUMI SENTOSA

CIREBON JAWA BARAT



1.       KOMODITAS PERUSAHAAN
PT. Sari Bumi Sentosa didirikan pada bulan Desember 2005 oleh Bapak Jusuf Sawarudin. Perusahaan yang beralamat di Jalan Raya Cirebon – Tegal Km 14 No. 28, kecamatan Pangenan kabupaten Cirebon ini bergerak di bidang makanan ringan.
PT. Sari Bumi Sentosa pada awalnya hanya memproduksi satu jenis produk saja yaitu stik jagung dengan merk dagang Tesco Chocolate. Sejalan dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap makanan ringan, maka perusahaan melakukan beberapa pengembangan produk stik jagung, wafer flat, wafer stik, minuman dan kerupuk. Saat ini terdapat kurang lebih 40  merk dagang / produk yang telah dipasarkan oleh PT. Sari Bumi Sentosa.
PT. Sari Bumi Sentosa juga sudah melakukan penambahan gedung pabrik yang sekarang menjadi 4 gedung pabrik. Gedung ketiga pada tahun 2009 dan gedung keempat dibangun pada tahun 2013. Gedung ke empat dibangun untuk tempat produksi komoditas produk mie kering. Jadi, saat ini komoditas yang sudah diproduksi oleh PT. Sari Bumi Sentosa berupa makanan ringan terdiri dari : produk stik jagung, produk wafer, produk gorengan, produk minuman serbuk dan produk mie kering.

2.      PENANGANAN QUALITY CONTROL
Merupakan bagian yang bertugas dan bertanggung  jawab terhadap pemantauan mutu, baik dari incoming material, prosesdan penanganan produk sebelum sampai ke konsumen.
Di PT. Sari Bumi Sentosa, tim QC terbagi menjadi dua, yaitu QC Incoming dan  QC lapangan.
1.    QC Incoming
Tugas seorang QC Incoming ialah melakukan inspeksi terhadap bahan  datang yang akan digunakan dalam  produksi, baik food maupun non food. Tata cara pengecekan kuantitas barang ialah dengan menghitung jumlah barang sesuai surat jalan yang tertera. Pengambilan sample sebanyak ± 5 – 10 % dari jumlah yang datang. Bahan baku ditolak/dikomplain jika kuantitas per kemasannya kurang dari 2 %.
Pemeriksaan atau inspeksi (incoming) bahan dilakukan setiap kedatangan bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses produksi, baik bahan baku maupun bahan pembantu seperti bahn kemasan yaitu etiket, plastic dan karton.
2. QC Proses
Tugas utama QC Proses adalah mengontrol jalannya seluruh proses produksi, mulai dari bahan baku menjadi bahan setengah jadi hingga menjadi produk yang siap di pasarkan/dikonsumsi. Proses yang dilakukan meliputi 3 bagian, yaitu pembuatan bahan setengah jadi, bahan jadi dan pengemasan.
Tugas seorang QC line yaitu memastikan semua proses produksi berjalan dengan baik sehingga menghasilkan produk yang sesuai dengan standar. Biasanya seorang QC line melakukan pengecekan pada mesin-mesin yang digunakan, penimbangan dan pengukuran produk yang dihasilkan serta melakukan pengendalian hygiene and sanitation.
3.      PENANGAN LIMBAH
Limbah yang dihasilkan PT. Sari Bumi Sentosa tidak memerlukan penanganan yang intensif, sebab jumlah dan jenis limbahnya tidak menyebabkan masalah/pencemaran yang serius bagi lingkungan sekitar.
Penanganan limbah padat sisa produksi, seperti sisa produk setengah jadi dijual ke penadah untuk pakan ternak. Sedangkan sisa produksi berupa barang jadi yang tidak layak kemas dijual ke penadah untuk dikonsumsi maupun untuk dijual kembali. Dan limbah lain yang tidak dapat digunakan kembali, seperti sampah produksi, dikumpulkan lalu dibakar. Untuk limbah yang berupa plastic atau karton bekas biasanya dijual per kilogram untuk kemudian didaur ulang.

4.      HRD DAN STANDAR PEGAWAI
HRD merupakan bagian yang penting di perusahan karena HRD bertugas membantu manager perusahaan dalam hal ketenagakerjaan, fasilitas tenaga kerja dan keuangan yang berhubungan dengan tenaga kerja (gaji karyawan)
           Standard pegawai di PT Sari Bumi Sentosa yaitu pendidikan minimal SMP / sederajat, sudah berumur minimal 17 tahun, mempunyai kemampuan bekerja yang baik dan memiliki etos kerja yang tinggi. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh perusahaan kepada keryawan antara lain: makan siang, mushola, kantin, tempat parkir.
           Tenaga kerja merupakan fektor yang sangat pentingdalam melancarkan semua kegiatan perusahaan. Pada PT Sari Bumi Sentosa sistem penggajian karyawan diberikan setiap 10 hari kerja untuk karyawan harian, sedangkan untuk staff setiap 1 bulan kerja. Bagi karyawan yang lembur, uang lembur diberikan bersamaan dengan uang gaji, untuk karyawan yang sudah bekerja lama diberi uang intensif, dan setiap 2 bulan sekali dagi karyawan yang teladan di beri bonus dari perusahaan.

5.      PRODUK HASIL OLAHAN
Semua produk hasil olahan dipasarkan dalam negeri. Biasanya banyak dipasarkan pada luar Pulau Jawa, seperti Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Namun, pemasaran di pulau Jawa pun juga cukup signifikan. Biasanya produk PT. Sari Bumi Sentosa dipasarkan di daerah-daerah seperti Bandung, Solo, Jogja, Surabaya, Tegal, Pemalang, Banten, Malang, Sukabumi, Bogor, dsb.
6.      SISTEM PEMASARAN
Sistem pemasaran produk merupakan hal yang penting. Sistem pemasaran produk berfungsi menyampaikan produk dari tangan produsen ke konsukan.Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam sistem pemasaran yaitu tempat yang strategis, harga yang kompetitif, produk yang bermutu, kebutuhan dan keinginan konsumen dan komunikasi. Pada PT Sari Bumi Sentosa sistem pemasaran produk ada dua macam yaitu:
·         sistem treding
·         sistem membuka jalan distribusi yang baru
          Sistem treding adalah sistem pemasaran dangan cara memasarkan produk kepada distributor yang sudah menjadi pelangan perusahaan.sedangkan sistem membuka jalan distribusi yang baru dilakukan dengan cara mencari distributor yang belum pernah memesarkan produk PT Sari Bumi Sentosa. Sistem ini menjadikan pemasaran menjadi lebih luas lagi.




Reseach and Development_Dept


R&D merupakan salah satu divisi perusahaan yang bertugas untuk melakukan berbagai kegiatan riset dan pengembangan baik dalam hal produk yang dihasilkan maupun peralatan pendukungnya dengan sasaran  melahirkan gagasan inovatif untuk menghadirkan produk baru yang lebih diminati pasar dan dapat diproduksi secara efisien.
 Kegiatan pengembangan produk melibatkan berbagai pekerjaan  dalam hal desain, proses, product quality assurance, inovasi teknologi, marketing serta pengelolaan bisnis. Dalam menciptakan produk baru, R&D memanfaatkan perkembangan teknologi pengolahan dan bahan baku yang mutakhir untuk mendapatkan produk yang berkualitas dan aman untuk dikonsumsi.
Kegiatan R&D pada umumnya adalah membuat dan mengembangkan produk baru. Adapun rangkaian urutan pembuatan produk baru adalah sbb:
1.    Penentuan konsep produk dan penentuan standar
Konsep produk merupakan rancangan produk yang akan dibuat. Rancangan ini bisa merupakan penemuan produk baru maupun imitasi produk yang sudah beredar di pasaran yang nantinya akan dikembangkan dengan variasi berbeda.
2.    Formulasi dan costing bahan
Langkah awal yang perlu diperhatikan adalah penentuan harga produk. Harga produk harus disesuaikan dengan kondisi pasar. Jika produk yang dibuat sudah banyak beredar di pasar, maka harga produk dibuat sama atau rata-rata dengan yang ada di pasaran. Jika produk yang dibuat merupakan produk baru yang belum ada di pasaran maka penetapan harga produk disesuaikan dari modal yang dikeluarkan dan kondisi pasar dimana produk itu akan dipasarkan.
Ketika harga produk sudah ditentukan barulah proses formulasi bisa dilakukan. Dengan anggapan, harga bahan-bahan (modal) harus kurang dari harga produk yang sudah ditetapkan. Formulasi adalah suatu proses perumusan formula atau bahan-bahan penyusun suatu produk.
Selain harga bahan, yang perlu diperhatikan saat formulasi adalah penggunaan bahan-bahan yang sesuai dengan peraturan pangan. Bahan-bahan yang digunakan harus aman dan tidak menimbulkan bahaya ketika dikonsumsi. Untuk penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) seperti pemanis buatan, pewarna buatan dan bahan pengawet tidak boleh melebihi batas penggunaan BTP yang telah ditentukan oleh pemerintah. Formulasi biasanya dilakukan lebih dari satu kali sampai menemukan formula yang paling tepat.
3.    Trial skala laboratorium dan pilot plant
Trial merupakan salah satu kegiatan percobaan pembuatan produk baik dalam skala laboratorium maupun skala pilot plant.  Jika produk memungkinkan untuk dilakukan trial skala laboratorium seperti pembuatan powder drink maka ada baiknya produk dibuat pada skala laboratorium terlebih dahulu, ini akan memberikan keuntungan berupa pengeluaran biaya bahan-bahan yang lebih sedikit. Namun jika tidak memungkinkan untuk dilakukan trial pada skala laboratorium maka pembuatan produk langsung dilakukan pada skala produksi dengan jumlah produksi adonan sesuai kapasitas minimal mesin yang digunakan, jadi belum menggunakan jumlah produksi adonan skala produksi harian.
Trial dilakukan untuk melihat bagaimana produk yang dihasilkan dari formula yang telah ditetapkan. Dari sini R&D dapat mengetahui dan menetapkan Standar Operational Procedur (SOP) untuk processing (pembuatan produk) dan menentukan titik kendali kritis atau Critical Control Point ( CCP )unutk mengantisipasi segala kemungkinan kesalahan beserta bahayanya. Selain itu, R&D juga dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan dari formula yang telah ditetapkan sehingga formula dapar direvisi kembali juka memang produk masih belum sesuai harapan. Sama halnya dengan formulasi, trial biasanya dilakukan lebih dari satu kali sampai mendapatkan produk yang sesuai dengan konsep awal pembuatan produk.
4.    Uji organoleptik
Setelah didapat produk yang sesuai, kemudian dilakukan uji organoleptik. Uji organoleptik merupakan suatu metode yang digunakan untuk menguji kualitas suatu bahan atau produk menggunakan panca indra manusia. Jadi dalam hal ini aspek yang diuji dapat berupa warna, rasa, bau, dan tekstur. Uji organoleptik merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam menganalisis kualitas dan mutu produk.
Uji organoleptik dapat dibedakan menjadi :
·         Pengujian Pembedaan (Defferent Test)
Pengujian pembedaan digunakan untuk menetapkan apakah ada perbedaan sifat sensorik atau organoleptik antara dua sampel. Meskipun dapat saja disajikan sejumlah sampel, tetapi selalu ada dua sampel yang dipertentangkan.
Uji ini juga dipergunakan untuk menilai pengaruh beberapa macam perlakuan modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan suatu industri, atau untuk mengetahui adanya perbedaan atau persamaan antara dua produk dari komoditi yang sama. Pengujian pembedaan ini meliputi :
a.    Uji pasangan (Paired comparison atau Dual comparation)
b.    Uji segitiga (Triangle test)
c.    Uji Duo-Trio
d.   Uji pembanding ganda (Dual Standard)
e.    Uji pembanding jamak (Multiple Standard)
f.     Uji Rangsangan Tunggal (Single Stimulus)
g.    Uji Pasangan Jamak (Multiple Pairs)
h.    Uji Tunggal (A not A test)
·         Pengujian Pemilihan/Penerimaan (Preference Test/Acceptance Test)
Uji penerimaan menyangkut penilaian seseorang akan suatu sifat atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang menyenangi. Pada uji ini panelis mengemukakan tanggapan pribadi yaitu kesan yang berhubungan dengan kesukaan atau tanggapan senang atau tidaknya terhadap sifat sensoris atau kualitas yang dinilai. Uji penerimaan lebih subyektif dari uji pembedaan.
Tujuan uji penerimaan ini untuk mengetahui apakah suatu komoditi atau sifat sensorik tertentu dapat diterima oleh masyarakat. Uji ini tidak dapat untuk meramalkan penerimaan dalam pemasaran. Namun, hasil uji yang menyakinkan tidak menjamin komoditi tersebut dengan sendirinya mudah dipasarkan.
·         Pengujian Diskripsi
Pengujian ini merupakan penilaian sensorik yang didasarkan pada sifat-sifat sensorik yang lebih kompleks atau yang meliputi banyak sifat-sifat sensorik, karena mutu suatu komoditi umumnya ditentukan oleh beberapa sifat sensorik. Pada uji ini banyak sifat sensorik dinilai dan dianalisa sebagai keseluruhan sehingga dapat menyusun mutu sensorik secara keseluruhan. Sifat sensorik yang dipilih sebagai pengukur mutu adalah yang paling peka terhadap perubahan mutu dan yang paling relevan terhadap mutu. Sifat-sifat sensorik mutu tersebut termasuk dalam atribut mutu. Contoh atribut mutu adalah tingkat  rasa manis, tingkat rasa asin, kerenyahan, kekenyalan, dsb.
Uji organoleptik yang biasanya digunakan di PT. Sari Bumi Sentosa adalah uji kesukaan atau uji penerimaan (preference test) dan uji deskriptif. Panelis yang dilibatkan dalam uji organoleptik ini adalah panelis terlatih dan semi terlatih, mulai dari menager perusahaan sampai pada karyawan perusahaan. Panelis diminta memilih produk atau sampel yang paling disukai dari beberapa produk atau sampel hasil trial yang masing-masing berbeda formulasinya. Sampel yang paling banyak dipilih (paling disukai) panelis, nantinya akan menjadi formula dasar untuk produk tersebut. 
5.    Menyusun prototype etiket, plastik dan karton
Prototype merupakan tiruan produk yang mendekati produk asli atau produk yang dibuat khusus untuk pengembangan sebelum dibuat dalam skala sebenarnya atau skala produksi.
Menyusun prototype etiket, plastik dan karton biasanya sudah mulai dilakukan sejak awal proses pembuatan produk baru. Namun, penyelesaiannya baru bisa dilakukan ketika bentuk dan ukuran produk sudah fix.
Dalam penyusunan prototype etiket, plastik dan karton, ukuran merupakan hal yang paling penting. Ukuran kemasan harus dibuat sangat tepat sehingga tidak akan ada kesalahan seperti kemasan terlalu sempit maupun kemasan terlalu longgar. Selain itu, teknik penyusunan produk dalam plastik maupun karton harus diperhatikan agar mendapat susunan produk dalam karton yang paling efektif sehingga dapat meminimilisir biaya yang harus dikeluarkan. Penyusunan produk dalam kemasan juga harus tepat, karena jika produk disusun tidak tepat maka risiko rusaknya produk dalam kemasan ketika distribusi (kerusakan mekanis) juga akan semakin besar.
Tahap selanjutnya yaitu, design grafis dan gambar pada kemasan. Design grafis PT. Sari Bumi Sentosa dilakukan oleh pihak luar (bekerjasama dengan perusahaan grafis dan produsen kemasan). PT. Sari Bumi Sentosa hanya memberi konsep awal dan memperbaiki design kemasan yang telah dibuat. Ketika design sudah sempurna maka kemasan siap untuk diproduksi.
6.    Monitoring dan reformulasi
Setelah produk diproduksi, pada awal-awal proses produksi R&D masih memiliki tanggung jawab untuk melakukan monitoring atau pengamatan pada produk yang diproduksi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan biasanya berupa kesalahan proses  maupun kerusakan mesin. Dari sini R&D dapat lebih mengetahui tentang apa dan bagaimana yang harus dilakukan bila terjadi suatu kesalahan. 3 bulan setelah launching produk, R&D melakukan reformulasi dan costing bahan kembali. Karena, harga bahan-bahan yang digunakan tidak selalu sama. Kadang harga naik, kadang harga juga turun. Jadi costing bahan harus dilakukan untuk menghindari harga produksi (modal) lebih besar dari harga produk.
Setelah produksi dianggap sempurna maka monitoring proses produksi sepenuhnya diserahkan kepada QC untuk menjaga kualitas produk selalu dalam kondisi terbaik / sempurna.


 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies