WEB BLOG
this site the web

PENGUJIAN PADA DAGING

           Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang selalu mendapat perhatian untuk kesejahteraan kehidupan manusia. Selain sebagai sumber gizi, juga perlu diperhatikan keamanan pangan serta aman, bermutu dan bergizi baik disamping itu produk pangan dapat berpengaruh kepada peningkatan derajat kesehatan (Djafar, dkk. 2006).

         Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Selain mutu proteinnya tinggi, pada daging terdapat pula kandungan asam amino esensial yang lengkap dan seimbang. Keunggulan lain, protein daging lebih mudah dicerna ketimbang yang berasal dari nabati. Bahan pangan ini juga mengandung beberapa jenis mineral dan vitamin. Manusia mengonsumsi daging sejak dimulainya sejarah peradaban manusia itu sendiri. Berbagai jenis ternak telah dikembangkan untuk diambil dagingnya, baik ternak besar (seperti sapi atau kerbau) maupun ternak kecil (seperti domba, kambing, dan babi) (Anonimus, 2004).

       Menurut Soeparno (1992) daging didefenisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua hasil produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya. Karkas ayam adalah ayam hidup yang telah dipotong, dibului dan telah dihilangkan jeroan, kepala dan kainya, sehingga tinggallah sepotong daging ayam utuh satu tubuh (Anonimus, 2006).

         Kualitas daging dipengaruhi oleh faktor sebelum dan sesudah pemotongan. Faktor sebelum pemotongan yang dapat mempengaruhi kualitas daging antara lain adalah genetik, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, umur, pakan, termasuk aditif, dan stres. Faktor setelah pemotongan antara lain meliputi proses pemotongan, pelayuan, pembersihan sampai dengan pemasakan (Soeparno, 1998). Siagian (2002) mengatakan bahwa bahan makanan selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber makanan bagi mikoorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan secara gizi, dayacerna ataupun daya simpannya. Selain itu pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikonsumsi.

       Makanan yang dikonsumsi dapat menjadi sumber penularan penyakit apabila telah tercemar mikroba dan tidak dikelola secara higienes, makanan yang bepotensi tercemar adalah makanan mentah terutama (Syam, 2004).

Beberapa macam pengujian yang biasa dilakukan untuk mengetahui kualitas dari daging yaitu:

a Uji Reduktase dengan Methylene Blue

Bertujuan menentukan adanya kuman-kuman di dalam susu dalam waktu cepat. Kualitas susu salah satunya dilihat dari kualitas mikrobiologisnya.

Caranya dengan penambahan larutan methylene blue dan susu dipanaskan. Semakin lama warna biru pada susu hilang, kualitas susu semakin baik.

Perkiraan jumlah Bakteri Berdasarkan Lama Waktu Inkubasi Pada Uji Reduktase :

1. Lebih dari 8 jam jumlah bakteri 500.000 artinya kualitas susu sangat Baik

2. 6-8 jam jumlah bakteri 1-4 Juta artinya kualitas susu Baik

3. 2-6 jam jumlah bakteri 4-20 juta artinya kualitas susu Cukup

4. Kurang dari 2 jam jumlah bakteri Lebih dari 20 juta artinya kualitas susu Rendah


b. Uji Warna,Bau,Rasa dan Kekentalan

Bertujuan mengetahui kelainan-kelainan pada susu secara organoleptik (menggunakan panca indera).

1. Warna susu yang baik adalah putih kekuning-kuningan.

2. Bau susu khas. Kandungan laktosa yang tinggi dan kandungan klorida rendah    diduga menyebabkan  susu berbau seperti garam.

3. Rasa susu sedikit manis karena mengandung laktosa.

4. Kekentalan. Susu yang sehat memiliki konsistensi baik, hal ini terlihat tidak adanya butiran-butiran pada dinding tabung setelah tabung digoyang, susu yang baik akan membasahi dinding tabung dengan tidak akan memperlihatkan bekas berupa lendir atau butiran-butiran yang lama menghilang. 


c. Uji Pemalsuan susu dengan air Beras/air Tajin

Pemalsuan dengan penambahan air beras atau air tajin sering dilakukan karena murah dan bahannya menyerupai susu.Pemalsuan ini dapat dibuktikan secara kimiawi atau mikroskop.

Uji ini dapat dilakukan dengan Pemeriksaan Kimiawi, yaitu :

Di dalam tabung reaksi dicampur 10 cc susu dengan 0,5 cc larutan acetic acid glacial, kemudian dipanaskan dan disaring dengan kertas saring. Teteskan 4 tetes larutan Lugol dalam filtrat.



- Reaksi negatif, kalau warna cairan tetap kuning


- Reaksi dubius, kalau warna cairan menjadi hijau

- Reaksi positif, kalau warna cairan menjadi biru



sumber :

mulyadi.2011.PEMERIKSAN KUALITAS DAGING, SUSU DAN TELUR (Kesmavet). http://mulyadiveterinary.wordpress.com . diakses tanggal 19 februari 2013. Pukul 13.29

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies